Bagi Fresh Graduate, Tips Agar Tidak Galau Ketika Menganggur
Fresh graduate ibarat recto
verso. Di satu sisi, dia harus berbangga diri karena masih hangat-hangatnya
di kasih ucapan selamat atas kelulusan yang baru diraih. Namun, di sisi lain fresh graduate adalah sebuah lembaran
baru yang sangat menentukan masa depan sehingga banyak yang dipusingkan dengan
keadaan ini. (Karena hal yang paling sulit dari sebuah pekerjaan adalah
memulai :p)
Hingga hari demi hari, bulan demi
bulan berlalu, momen-momen berbangga diri itu semakin berlalu hingga yang ada
hanya sisi sebelahnya: Mau di bawa kemana masa depanmu? Dari dua sisi
yang berubah jadi satu sisi tersebut lalu membawa para fresh graduate ke dalam sebuah kondisi dimana orang-orang
menyebutnya sebagai PENGANGGURAN.
Solusi yang terbaik untuk
mengatasi pengangguran adalah dapat kerja. Proses mencari kerja untuk dapat
kerja inilah yang nantinya menimbulkan berbagai rasa. Mulai ditolak kerja,
cibiran tetangga, status percintaan yang diambang kandas, bokek pula, pokoknya
semua akan menjadi rasa nano-nano seiring lamanya kita menganggur. Titik
nano-nano inilah yang nanti akan membawa fresh
graduate ke kondisi lanjutan yang disebut GALAU. Untuk itu, kali ini saya akan
berbagi tips buat kalian yang fresh
graduate namun masih nganggur agar tidak galau. Monggo disimak!
1. Ubah Persepsi Jika Ditolak Kerja
Indonesia adalah negara yang
penduduknya berjubel, bray! Mengalami penolakan kerja adalah sebuah kelumrahan
akibat persaingan kerja yang begitu ketat di negara ini. Nah, hal terbaik yang
harus kalian lakukan jika mengalami penolakan kerja adalah ubah persepsi kalian
tentang alasan mengapa kalian ditolak
kerja.
Kalian mengalami penolakan kerja
bukan berarti kalian bodoh. Alasan yang sebenarnya terjadi adalah "kalian
tidak pantas untuk dipekerjakan di situ". Tidak pantas yang dimaksud di
sini ada dua macam. Bisa karena kalian kurang memenuhi kualifikasi. Bisa jadi
karena terlalu memenuhi kualifikasi. Nah, kalian bisa berada dalam alasan yang
kedua yakni karena "terlalu memenuhi kualifikasi". Analoginya
banyak. Misalnya (1) kalian ditakdirkan untuk dapat gaji 4juta, tapi perusahaan
hanya menyanggupi 3juta, (2) kalian tipe orang yang kreatif dan suka
berpetualang, tapi lowongan yang ada bagian admin yang itu jelas tidak begitu
memenuhi syarat kreatifitas, (3) atau bisa jadi kalian ditakdirkan bertemu
pasangan hidup di perusahaan B, bukan perusahaan A yang menolak kalian itu.
Semua bisa terjadi bukan? Jangan lekas
men-judge bahwa diri kalian itu bodoh
setelah berbagai penolakan yang ada.
- 2. Anjing Menggonggong, Kafilah
Berlalu
Terkadang, faktor yang paling
mendominasi mengapa menggalau di saat menganggur adalah cibiran tetangga.
Berbagai varian pertanyaan terus mencecari diri kalian. Mulai dari "udah
kerja dimana?", "kok dari kemarin di rumah terus?" Hingga
umpatan yang begitu menukik "Begok amat sih loe?"
Itu wajar, teman! Sebab
kenyataannya pengangguran adalah sampah masyarakat yang harus diberantas di
negeri ini. Lihat saja bagaimana pemerintah pusing tujuh keliling ketika angka
pengangguran begitu tinggi di BPS. Untuk itu, sebagai warga negara yang baik
dan masyarakat yang baik pula karena tidak mau digunjing oleh banyak tetangga,
mulai saat ini abaikan cibiran tetangga. Semakin kalian tidak menggubris, maka
semakin capek pula mereka mencibir. Hingga sampai di dalam sebuah kondisi
dimana mereka tidak lagi mencibir. Dan hal yang paling baik kamu lakukan adalah
membuat malu mereka dengan membuktikan bahwa kamu bisa bangun dari segala
keterpurukan menganggur.
- 3. Momen Menyalurkan Hobi yang Pernah
Terbengkalai
Orang menganggur tidak mungkin
sibuk. Untuk itu, kalian harus menyibukkan diri kalian dengan berbagai macam
aktivitas yang berguna. Salah satunya menyalurkan hobi kalian. Salurkan hobi
kalian yang sekiranya ada karyanya. Dan karya-karya tersebut tentu suatu ketika
akan menjadi kenang-kenangan kalian saat nanti kalian sudah dapat kerja. Atau
bahkan jadi pundi-pundi penghasilan kalian. Semua tidak tahu bukan? Sentilan untuk kalian: "Menganggur
adalah orang yang tidak berkarya. Jadi, meskipun tidak digaji, setidaknya
kalian terus berkarya agar status pengangguran kalian dipertanyakan."
- 4. Terus Memperbaiki Diri
Kita tidak bisa menolak kenyataan.
Kalian tak kunjung dapat pekerjaan, bisa jadi karena diri kalian sendiri.
Mungkin kalian terlalu kekanak-kanakan, temprament, pendiam, dan berbagai soft skill kurang lainnya sehingga
perusahaan tidak mempercayai kalian. Nah, momen menganggur adalah waktu yang
paling tepat untuk menggali kelebihan dan kekurangan kalian. Jika, sudah
menemukan, maka jangan ambil pusing untuk segera menambah kelebihan dan
mengurangi kekurangan kalian. Semua bebas ada pada diri kalian toh belum
terikat kontrak kerja pula. Contoh simpelnya, kalian adalah karakter pendiam
dan baperan, segeralah bergabung ke karantaruna atau organisasi yang ada di
tempat kalian agar menghilangkan kelemahan satu ini.
- 5. Cari Kerja atau Wirausaha
Ini adalah tips yang paling jelas.
Daripada kalian galau akibat menganggur yang tak menentu lebih baik ya cari
kerja atau kalau ada
modal minimal bikin bisnis. Selalu percaya bahwa menganggur hanya bersifat
sementara. Lagi pula, pepatah Arab mengatakan "Man Jadda Wa Jadda". Siapa yang berbuat, dia yang yang menuai. Jangan takut gagal
lagi. Lagi pula, semakin besar perjuangannya, semakin besar hasilnya. Orang
yang banyak mengalami kegagalan tentu orang yang banyak mengalami perjuangan. Nah,
kita kembali lagi, orang yang banyak mengalami perjuangan, maka makin banyak menuai
hasilnya.
Sekian tips yang dapat saya
bagikan. Mulai sekarang, berhentilah men-judge
bahwa diri kalian menganggur wahai kaum Fresh
Graduate! Ingat, pengangguran adalah sampah masyarakat dan selalu ingin
diberantas oleh negara. Tidak ingin kan kalian diberantas negara?
Hehe. Mulailah berkarya! Meskipun tidak berpenghasilan dan tidak digaji, selama
kalian masih berkarya, maka status pengangguran kalian dipertanyakan. Hingga
penghasilan dan gaji real kalian itu ada. Happy
sharing ❤❤
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus