Mengapa Harus Ada Korupsi?


 Indonesia, sebuah negara yang tampak megah dengan sukunya yang multikultural dan jutaan penduduk yang membawanya menjadi negara berpenduduk terbanyak nomor 4 di dunia.
  Kemegahan Indonesia akan lebih nampak jika dilihat dari hari dirgahayunya yang begitu cantik. Pola pikiran para pahlawan kemerdekaan yang diimbangi dengan izin Allah SWT membawa negara kita mempunyai tanggal lahir yang begitu cantik, 17-8-1945 menandakan satu yang berarti
negara nomor satu di dunia yang disegani oleh seluruh bangsa dari berbagai golongan maupun ideologi. Tujuh yang tidak disadari oleh banyak orang adalah nomor jitu dalam dunia sepak bola yang mana merupakan nomor punggung dari pemain yang fenomenal hingga membawa timnya ke atas angin. Ini merupakan pertanda bahwa Indonesia seharusnya menjadi negara penggebrak kemakmuran dunia dengan segala loyalitasnya dalam mewujudkan ketertiban dunia sesuai tujuan yang diemban kemerdekaan Indonesia. Delapan merupakan nomor keberuntungan yang diharapkan bahwa negara Indonesia merupakan negara yang selalu beruntung di berbagai aspek disertai dengan usaha dan doanya. Satu sembilan dan empat lima yang membawa satu kali sembilan sama dengan sembilan dan empat tambah lima sama dengan sembilan yang jika digabungkan adalah 99 nama asmaul khusna yang menganugrahkan seharusnya sebagai WNI dapat memiliki jiwa-jiwa seperti 99 nama baik tersebut itulah cita-cita yang diemban dari kemerdekaan kita.
            Generasi penerus bangsa Indonesia diumpamakan sedang mempunyai hutang. Begitu luhurnya harapan yang digagas oleh pendahulu kita yang selama ini belum terbayarkan melalui realisasi cita-cita tersebut.
            Kita lihat fenomena yang terjadi pada bangsa Indonesia sekarang ini, sangat kontras  dengan apa yang dikandung pada tanggal lahir negara. Fenomena korupsi dan anak cucunya yang seakan selalu menjadi bahan omongan di media. Bagaimana tidak? Anak dididik untuk menjadi jiwa-jiwa yang over perfectionist dengan mengkhalalkan segala cara untuk memperoleh nilai bagus di sekolah termasuk untuk mencontek. Tidak munafik bahwa sebagian pelajar di sekolah mau belajar karena ada ulangan dengan berorientsi nilai bagus bahkan mereka yang pecundang berkeinginan mendapatkan nilai bagus tetapi tidak mau belajar sehingga sampai dewasa pun, mereka akan menjadi orang yang nampaknya berwibawa dengan jabatannya yang anggun namun hanya berorientasi pada harta, tahta, dan segala bentuk materi dunia sehingga termotivasi untuk korupsi. Lebih-lebih fenomena tawuran antarpelajar yang selalu meresahkan warga. Mereka terdidik, tapi bukan dididik untuk menjadi terkuat dalam otot tanpa otak, tapi mereka dididik untuk menjadi kalangan berotak untuk mengendalikan otot-ototnya. Sungguh memilukan moral bangsa ini.
            Oleh karena itu, marilah sekarang ini kita lekaslah sadar betapa pentingnya aspek moral dalam pembangunan negeri ini. Marilah kita bergerak mewujudkan cita-cita pahlawan kemerdekaan paling tidak membenahi moral bangsa yang merupakan jantung bangsa seperti melakukan bimbingan dari orang tua terhadap anak-anaknya dalam aspek moral, pengawasan agama dan lingkungan yang tidak kalah pentingnya karena agama merupakan jiwa yng mendasari seseorang untuk berpikir sedangkan lingkungan aspek yang mendominasi pembentukan pribadi seseorang, dan yang terpenting adalah pendidikan karakter di sekolah yang menanami bahwa tujuan seseorang pelajar adalah mencari ilmu bukan nilai raport, dengan ilmu maka nilai raport otomatis akan bagus. Dengan tindakan tersebut, diharapkan moral bangsa akan terbenahi, karena dengan moral bangsa yang bagus, segala bentuk pembangunan negara akan terasa selaras sehingga sangat membantu dalam mewujudkan cita-cita bangsa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keajaiban Sholat Hajat di Sepertiga Malam : Sholat Selama 7 Kali, Kusudahi Masa Pengangguran Selama Satu Tahun

Suka Duka Kuliah Di UNNES

Ekonomi: Mikro: Biaya Produksi