Hidup Tidak Bahagia Ternyata Bisa Masuk Neraka. Baca Ini!
Assalamu'alaikum, teman-temin. Semangat pagi. Alhamdulillah,
setelah sekian lama vacum dari blogging, kali ini saya mau menyapa teman-temin
melalui artikel ini.
Saya membuat artikel dengan topik ini karena menurut saya setiap
orang perlu dan wajib bahagia. Dan karena hukumnya wajib, tentu orang-orang
yang hidupnya tidak bahagia adalah pendosa besar. Dan terancam masuk
neraka. Hehe 😁 Pede sekali ya saya bicara
seperti itu. Tapi, benar bukan? Eits, jangan salah paham! Monggo disimak dulu,
alasannya mengapa orang hidup tidak bahagia itu dosa besar dan masuk neraka.
1 1. Bersyukur
Mungkin kita sering berpikir bahwa banyak keinginan kita
yang kandas. Ingin kuliah di PTN malah masuk di PTS, ingin jadi polisi malah
jadi satpam, bahkan ingin memiliki Pajero Sport ujung-ujungnya cuman Honda
Beat.
Hingga terlalu banyak keinginan yang tidak tercapai,
membuat kita mendokma bahwa diri kita selalu dipenuhi dengan kegagalan. Dan
merasa hidup 'gini-gini' aja sambil mengeluh tentang kegagalan kita. Kalau
sudah seperti itu, siapa coba yang mau disalahkan? Allah? Hmm... Tidak dikasih
oksigen secara gratis baru tahu rasa kalian.
Pada dasarnya, hidup kita adalah tentang aksi dan reaksi
dari diri kita sendiri. Kita bisa berada dalam keadaan seperti ini adalah
akibat dari tindakan yang telah kita lakukan setelah dikasih izin atau
ketetapan sama Allah.
Bersyukur adalah menerima dengan ikhlas dan berterima
kasih atas ketetapan Allah kepada kita. Bersyukur adalah sebuah cara jitu
mendekatkan diri kepada Allah. Nah, kalau kita udah dekat kepada Allah ibarat
kata apa yang kita cita-citakan juga lekas tercapai. Analoginya, kita adalah
seorang karyawan perusahaan lalu dekat sama Big Boss perusahaan tempat kita
bekerja, maka akan dipermudah urusan karir kita. Dapat bonus besar, boss-nya
nggak suka marah-marah, sering ditraktir atasan. Hmm.. Itu baru dekat sama big
boss yang sejatinya masih manusia. Gimana kalau dekat dengan Allah?
Kaya atau miskin, sehat atau sakit, hanyalah sebuah ujian
tentang bersyukur. Apapun keadaannya, kita wajib bersyukur. Dengan bersyukur,
kita lebih dekat dengan Allah. Dengan lebih dekat dengan Allah, dijamin hidup
kita akan bahagia. Perlu diketahui, dengan keadaan semiskin apapun, tanpa modal
materi apapun, sebenarnya bersyukur bisa
menjadi modal tersendiri bagi kita untuk jadi lebih baik. Tentu diiringi dengan
usaha karena bersyukur dan pasrah itu beda.
2 2. Optimis
Allah menciptakan kehidupan di dunia ini, termasuk
manusia, tentu punya tujuan yang baik. Allah nggak mungkin menciptakan manusia
dengan tujuan yang buruk-buruk. Itu pasti! Ibaratnya, kita punya motor dengan
jerih payah kita sendiri. Tentu, kita bakal merawat motor kita dengan
sebaik-baiknya dan nggak mungkin rela kalau motor kita dirusak oleh orang tidak
bertanggung jawab. Nah, hubungan antara kita dengan motor itu ibarat hubungan
antara Allah dengan kita. Hal tersebut menunjukkan bahwa optimis itu penting
karena selalu berpikir bahwa Allah tidak pernah memperburuk keadaan kita.
Iya, seburuk apapun keadaan yang sedang kita alami, kita
harus tetap optimis bahwa ada Allah yang senantiasa membantu kita (ingat
prinsip tujuan Allah menciptakan manusia).
Perasaan optimis juga menghilangkan kita dari perasaan
khawatir. Sebaliknya, pesimis justru malah akan memperkeruh keadaan dan membuat
kita tidak tenang. Kalau sering khawatir dan tidak tenang, bagaimana bisa
bahagia? Seandainya kalian punya teman atau pacar yang memiliki sifat pesimis
dan cenderung mengeluh, apa yang kalian rasakan? Sebal bukan?
3 3. Jangan Membandingkan Diri Kita
dengan Orang Lain
Pepatah Jawa mengatakan: "Urip ki
sawang-sinawang." Artinya: Hidup itu saling melihat antara yang satu
dengan yang lain. Well, it's fact! Saya sendiri tidak menafikan hal tersebut
dan karena kodrat manusia sebagai homo sosialis. Akan tetapi, sewajarnya saja
jangan berlebihan.
Membandingkan orang lain dengan kita secara berlebihan
bisa menyebabkan munculnya perasaan iri dan dengki, galau karena tidak
bersyukur dengan keadaan kita, dan perbuatan buruk lainnya.
Saya pernah dapat wejangan dari salah satu dosen saya.
Intinya jangan pernah membandingkan keadaan orang lain dengan keadaan diri
kita. Contohnya teman kita belajarnya lebih jarang tapi nilainya bagusan dia
daripada kita; ada juga nilai raportnya bagusan kita daripada teman kita tapi
dia masuk PTN lewat SNMPTN sedangkan kita lewat SBMPTN yang harus belajar lagi.
Hai, jangan sok tahu! Segala apapun yang menimpa kita tidak hanya diakibatkan
oleh satu faktor semata. Memangnya dapat nilai ulangan bagus hanya disebabkan oleh
belajar saja? Siapa tahu di balik temanmu yang nampak lebih malas dari kamu itu
ternyata belajar diam-diam di tengah malam tanpa kamu ketahui, otaknya lebih
encer, punya contekan yang itu jelas dosa, doa ibunya yang seper duper manjur
sampai puasa daud segala, atau bisa jadi guru kita yang salah mencocokan. Hehe 😃. Semuanya bisa terjadi kan?
Begitulah inti dari saran dosen saya.
Nah, kalau saran dari saya, daripada membandingkan keadaan
kita dengan keadaan orang lain, lebih
baik bandingkan keadaan diri kita yang dulu dengan keadaan kita yang sekarang. Apakah sudah
lebih baik? Sekali-kali coba renungkan dan koreksi diri kalian masing-masing.
Ingat pepatah mengatakan bahwa: "hari esok harus lebih baik dari hari ini
jika kalian mau beruntung. Sebaliknya, jika hari esok sama atau bahkan lebih
buruk dari hari ini maka kalian rugi."
4 4. Punya Prinsip Bahagia
Bahagia itu subyektif, bukan obyektif. Maksudnya, bahagia
hanya muncul dari perasaan kita. Jadi, tergantung perasaan kita, mau bahagia
atau tidak.
Masalah tidak harus kita ratapi namun harus kita cari
solusinya. Masalah adalah guru karena dengan masalah kita banyak belajar
tentang kesabaran, ketegaran, serta kreativitas untuk mencari solusinya. Oleh
karena itu, masalah bukan ditujukan untuk melemahkan kita melainkan memperkuat
kita. Setiap orang hidup pasti punya masalah. Namun, bukan berarti dengan
adanya masalah membuat kita tidak bahagia. Kalau memang masalah membuat kita
tidak bahagia, artinya semua orang hidup tidak bisa bahagia. Kan semua orang
hidup punya masalah? Hehe 😁
Oke, sudah dulu panjang lebarnya. Banyak yang
memandang bahwa hidup bahagia itu hadir setelah terpenuhinya apa yang kita
inginkan baik itu kekayaan, ketampanan/kecantikan, kepintaran, dan jenis
kesuksesan lainnya. Hmm, itu terbalik! Justru bahagia dulu baru kesuksesan itu
muncul. Bahagia itu wajib. Dan karena hukumnya wajib. Orang-orang yang hidupnya
tidak bahagia itu dosa besar dan ancamannya masuk neraka. Iya, tidak bersyukur,
dosa nggak? Psimistis dan suka mengeluh di depan orang lain, dosa nggak? Iri
dan dengki, dosa nggak? Hehe 😁
Cukup sekian, semoga artikel ini bermanfaat. Saya sangat terbuka jika mau
menambahkan poinnya atau memberi kritik dan saran mengenai tulisan saya. Happy
Sharing❤❤ Wassalamu'alaikum..
Coin Casino - Best casino game and bonuses
BalasHapusFree Spins for Casino Games. The Casino is a 인카지노 great way to enjoy online casino games without being on the edge หาเงินออนไลน์ of the 메리트 카지노 쿠폰 gaming tables. The casino has