Manfaat yang Tidak Disadari Setelah Mendaki Gunung


Saat ini, mendaki gunung sedang menjadi tren bagi semua kalangan. Tidak heran jika banyak orang yang meng-upload di jejaring media sosial-nya dengan tulisan:
"Hai, X. Dapat salam dari Gunung Y dengan sekian Mdpl."
Banyak orang (terutama yang belum pernah mendaki gunung) mengatakan bahwa hal tersebut adalah kegiatan pamer semata.
Mentang-mentang anak gunung. Palingan cuman nyampah!”

Hmm.. Itu persepsi yang salah. Perlu kalian ketahui, wahai orang-orang yang belum pernah mendaki, banyak manfaat yang tidak disadari jika kalian mendaki gunung. Meskipun kalian tidak sampai puncak sekalipun, manfaat ini tetap masih kalian dapatkan. Monggo disimak dulu, agar kalian tidak mengkonotasikan negatif soal para pendaki:
1.             Meningkatkan bersyukur
Pendaki bisa menjadikan sepotong roti dan seteguk air mineral menjadi sangat berharga. Sesuap nasi yang dimasak dengan cara tidak sempurna bisa mengenyangkan mereka meskipun akibatnya bisa menambah frekuensi kentut. Segala apapun, sesepele apapun, bisa mereka gunakan asal bisa menyambung nyawa mereka. Hal ini sangat berbeda jauh ketika kalian di bawah gunung, kalian bisa makan roti sepuasanya atau bahkan dibuang-buang, seteguk air yang biasanya hanya digunakan untuk kocakan gelas semata, serta keengganan kalian untuk makan nasi belum masak. Dari mendaki gunung kita menyadari bahwa sebenarnya Tuhan beribu-ribu banyak memberi kenikmatan kepada kita. Sangat salah apabila kita tidak mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Tuhan tersebut.
2.             Menyadari Keagungan Tuhan
Dari puncak gunung, kita melihat bawah dan semuanya terasa kecil termasuk manusia. Dari situ kita tahu bahwa Tuhan benar-benar Agung hingga membuat dunia seluas dan sebesar ini.
3.             Meningkatkan Sportifitas
Coba kalian tanyakan kepada para pendaki, apakah ada pendaki yang saling berebut lahan atau track membuat tenda untuk menuju puncak? Jawabannya pasti tidak ada. Sebaliknya, mereka akan senang jika bisa berbagi lahan kepada pendaki lain dan bisa sampai puncak hingga turun lagi dengan selamat.
Perlu disadari, dari situ kita tahu bagaimana sportivitas para pendaki muncul dengan sendirinya kepada para pendaki lain tanpa harus dipaksa. Sehingga bisa disimpulkan bahwa mendaki gunung menyadarkan kita bahwa untuk bersikap sportif itu sebenarnya sangat amat mudah. Kita tidak perlu diberi imbalan apalagi mencari muka dari berbuat sportif. Karena kita tahu bahwa berbuat sportif itu indah dan imbalannya pun sangat indah yakni seindah pemandangan dari atas puncak gunung.
4.             Meningkatkan kepedulian terhadap sesama
Banyak para pendaki yang saling berbagi makanan dan peralatan lain kepada para pendaki yang lain meskipun tidak kenal sekalipun. Misal Si A perutnya sakit, maka Si B yang masih memiliki persediaan promag dengan rela berbagi kepada Si A. Hal tersebut muncul dengan sendirinya tanpa adanya paksaan karena sesama pendaki, kita merasa bahwa berada dalam senasib sepenanggungan.
Jika hal tersebut masih terus disadari oleh para pendaki saat di bawah, maka akan sangat baik. Kita harus menyadari bahwa sesama manusia itu senasib dan sepenanggungan. Jangan ragu untuk memberi bantuan apapun kepada orang yang membutuhkan selama kita bisa membantu. Sangat indah bukan andai momen-momen tersebut bisa ditularkan ketika di bawah?
5.             Melatih keluar dari zona nyaman
Banyak para pendaki yang sebenarnya pendiam dan introvert tiba-tiba berubah jadi lebih interaktif ketika berada di atas gunung. Iya, walaupun hanya sekadar menyapa, menawarkan bantuan, bahkan ada yang mengajak wefie bareng meskipun sebelumnya tidak kenal. Hal tersebut muncul dengan sendirinya, tanpa ada paksaan dari diri kita. Karena dengan lebih interaktif dengan sesama pendaki, akan mengurangi rasa lelah kita selama di pendakian.
Orang pendiam dan introvert memandang banyak omong dan ramah kepada orang lain sebagai luar zona nyaman mereka. Hal tersebut sangat sulit untuk mereka lakukan. Namun, sangat berbeda jika kalian berada di atas gunung. Lebih interaktif dan ramah kepada orang lain akan begitu mudah muncul meskipun sebenarnya dia introvert. Justru kalian akan merasa sangat sulit jika kalian masih tetap berada dalam zona nyaman kalian. Nah, bagi kalian yang pendiam dan introvert, mendaki gunung bisa jadi cara kalian berlatih keluar dari zona nyaman kalian.
6.             Melatih kesabaran dan kegigihan dalam mencapai cita-cita.
Sampai di puncak gunung adalah titik setelah kita melewati proses. Dan proses tersebut tentu melelahkan dan banyak perjuangan yang harus kita lewati mulai dari perjalanan di gunung yang tidak semulus jalan tol, pikulan tas yang berat, kaki yang pegal, sakit, dan kapalan, dan tentu lapar dan haus. Hanya dengan kesabaran dan kegigihan, semuanya akan berlalu dan pemandangan gunung yang sangat indah yang kita dapatkan. Namun, bukan hanya pemandangan gunung yang sangat indah semata yang kita dapatkan. Akan tetapi, kepuasan hati kita. Tidak heran jika para pendaki sering meng-upload dan salam-salam kepada teman, pacar, atau keluarganya (jadi, bukan pamer). Iya, karena kita bisa melewati proses pendakian tersebut. Hal tersebut mungkin akan berbeda jika kita sampai di puncak gunung dengan cara naik pesawat. Dari pendakian tersebut, kita bisa menyimpulkan bahwa setiap kita punya cita-cita, jangan ragu untuk melewati prosesnya. Hanya butuh kesabaran dan kegigihan untuk melewati proses-proses tersebut hinggan kita meraihnya. Semakin banyak dan sulit prosesnya, maka kita semakin menghargai cita-cita kita tersebut apabila kita telah meraihnya.
7.             Semakin Mencintai Alam
Ini tujuan sebenarnya para pendaki gunung. Makanya, pelajar atau mahasiswa yang sering mendaki gunung biasanya bergabung dalam pelajar atau mahasiswa pecinta alam (mahapala). Dengan berada di atas puncak gunung, kita bisa melihat kecantikan alam secara lebih luas. Jadi, sangat salah apabila kecantikan tersebut justru kita nodai dengan membuang sampah, membakar hutan, dan lain sebagainya. Ini pembelajaran penting bagi para pendaki gunung.
Sekian artikel yang dapat saya bagikan. Semoga dengan ini, orang-orang yang belum, tidak pernah, atau bahkan benci dengan mendaki gunung mengubah persepsi yang buruk soal orang-orang yang suka mendaki gunung. Atau bahkan tertarik untuk mendaki gunung. Kurang-lebihnya mohon maaf. Dan syukur-syukur sertakan komentar kalian. Terima kasih. Happy sharing. Wassalamu'alaikum..


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keajaiban Sholat Hajat di Sepertiga Malam : Sholat Selama 7 Kali, Kusudahi Masa Pengangguran Selama Satu Tahun

Suka Duka Kuliah Di UNNES

Ekonomi: Mikro: Biaya Produksi