Sesudah Ada Kesulitan Pasti Ada Kemudahan
Manusia adalah makhluk cipatan Tuhan yang paling tinggi
derajatnya dibandingkan makhluk yang lain (jin, malaikat, hewan, dan tumbuhan).
Manusia punya akal dan pikiran sehingga mampu bergerak dengan sebebas-bebasnya
dengan akal dan pikirannya. Namun, dengan derajatnya yang tinggi akal dan
pikirannya, manusia diberi tanggung jawab yang besar oleh Tuhan, yakni sebagai
khalifah (wakil) di bumi Allah dan beribadah kepada-Nya. Dari tanggung jawab
itulah , manusia sering menemui berbagai masalah sehingga banyak menemui
kesulitan. Setiap manusia tentu memiliki banyak kesulitan yang berbeda. Mungkin
ada 1001 macam di dunia ini. Mulai dari kemiskinan, kebodohan, sakit,
kekecewaan, kegagalan, dan lain sebagainya.
Dari berbagai macam kesulitan yang manusia alami muncul pula
berbagai cara penyeselaisaiannya. Mulai dari cara yang diperbolehkan hingga
cara yang dilarang dan merugikan orang lain. Disinilah letak Tuhan menguji kita
sebagai manusia setelah diberi tanggung jawab oleh-Nya.
Percayalah, setiap kesulitan, kesedihan, dan kekecewaan
entah karena sakit, kehilangan, kegagalan, miskin, bodoh, terancam itu hanyalah
skenario dari Tuhan. Cara Tuhan untuk mendewasakan kita memang begitu adanya.
Seseorang yang sudah diberi tanggung jawab memang harus dipaksakan menjadi
dewasa. Tujuannya tentu agar kita sebagai manusia mampu menjalankan tanggung
jawab dan amanah yang diberikan oleh-Nya.
Kita bisa membayangkan bagaimana jika kehidupan kita selalu
dipenuhi dengan kemudahan, mau berprestasi tidak perlu berlajar, mau terhindar
dari miskin tidak perlu bekerja, bahkan mau kenyang saja kita tidak perlu
makan. Monoton bukan? Sehingga, kita tidak bisa merasakan bagaimana kebahagiaan
yang sebenarnya karena hidup kita selalu diiringi dengan kemudahan. Bahkan,
lebih parah lagi adalah ketika kita lupa dengan tanggung jawab kita kepada
Tuhan; yakni menggunakan akal dan pikiran kita untuk mendapatkan rahmat-Nya di
dunia ini. Sehingga, kita sombong. Karena semua manusia telah diberikan
kemudahan oleh Tuhan. Akhirnya, kepada siapa kita bisa sombong? Tentu, kepada
Tuhan. Audzubillahi mindzali’..
Namun, sebelum Tuhan membuat skenario untuk kita agar lebih
dewasa, Dia telah berbicara melalui Quran Surah-Nya. Pernahkah mendengar
“Sesudah ada kesulitan, tentu ada kemudahan”? Ya, ini kalam Allah. Seharusnya
manusia menyadari itu sebelum protes kepada Tuhan. Mungkin kita sering lupa.
Dulu ketika kecil, kita benar-benar tidak bisa berjalan hingga kita bisa
berjalan/berlari setelah ada ibu yang mengajari kita. Dulu ketika masuk TK,
kita benar-benar tidak bisa membaca lalu mampu membaca dan menulis karena ada
guru kita. Iya, sesudah ada kesulitan tentu ada kemudahan.
Sekarang tugas kita setelah menyadari kalam Tuhan tersebut
adalah bagaimana kembali mengaplikasinnya persis ketika waktu kecil dulu. Dulu
waktu belum bisa berjalan, sekarang bisa berjalan bahkan berlari. Berarti
sekarang ini kita gagal, tentu suatu ketika kita berhasil. Bagaimana caranya?
Dan Kapan? Jawabnya adalah segera cari kemudahan itu dan dalam waktu secepatnya
kita berhasil.
Ambilah satu karakter yang dulu pernah kita miliki sewaktu kecil
namun belum tentu dimiliki saat kita sudah besar. Mungkin kita merasa semakin
dewasa seiring banyak umur dan pengalaman kita. Namun, ada satu karakter yang
kita miliki saat kecil dan bernilai lebih dewasa dibandingkan saat ini. Iya,
karakter positive thinking. Dulu
ketika kecil kita percaya dan optimis bahwa kita bisa berjalan tanpa takut
kegagalan atau kemungkinan tidak bisa berjalan-jalan selamanya. Oleh karena itu,
sikapilah dengan dewasa. Agar Tuhan
tidak percuma menguji kita dengan berbagai macam kesulitan. Karena sekali lagi,
kesulitan di dunia ini hanya menjadi skenario Tuhan untuk mendewasakan kita.
Toh Dia pernah mewanti-wanti manusia bahwa “sesudah ada kesulitan, tentu ada
kemudahan.” Jadi, optimis dan berpikir positif lah kepada Tuhanmu. Mungkin
setelah kesulitan yang kamu alami ini berada di puncaknya, pada tahap
selanjutnya kemudahan itu di berikan oleh Tuhan.
***
Komentar
Posting Komentar